MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS AKHIR
MATAKULIAH
Kesehatan Olahraga
Yang dibina oleh Dr. Moch. Yunus,
M.Kes.
Oleh:
Bramanda Oktavio
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN
PENDIDIKAN
KEPELATIHAN OLAHRAGA
Mei 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas akhir makalah yang berjudul “Indek Massa Tubuh, Komposisi
,VO2Max”. Tugas ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir“Kesehatan Olahraga” yang dibina oleh
Bapak Dr. Moch. Yunus, M.Kes.
Harapan saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu sangat saya harapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
IMT atau sering juga
disebut indeks Quatelet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli matematika
Lambert Adolphe Jacques Quatelet adalah alat pengukuran komposisi tubuh yang
paling umum dan sering digunakan. Beberapa studi telah mengungkapkan bahwa IMT
adalah alat pengukuran yang berguna untuk mengukur obesitas, dan telah
direkomendasikan untuk evaluasi klinik pada obesitas anak (Daniels et al,
1997).
Masa remaja merupakan
periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi
perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena
pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya.
Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan
masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Komposisi tubuh adalah
jumlah dari seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh manusia terdiri dari massa
jaringan bebas lemak (lean mass body) dan jaringan lemak atau adiposa. Jaringan
bebas lemak terdiri dari jaringan otot, tulang, dan cairan ekstraselular (CES).
Karakteristik komposisi tubuh dapat diketahui dengan melakukan pengukuran.
VO2 max adalah volume
maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang
intensif. Volume O2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang
dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan.
Kita perlu ketahui juga
faal dari tubuh manusia. Setiap sel membutuhkan oksigen untuk mengubah energi
makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap pakai untuk kerja tiap
sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan
istrahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot
yang dipakai dalam latihan membutuhkan lebih banyak oksigen. Sel otot
membutuhkan banyak oksigen dan menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan
menghasilkan CO2 dapat diukur melalui pernafasan kita.
Dengan mengukur jumlah oksigen yang
dipakai selama latihan, kita mengetahui jumlah oksigen yang dipakai oleh otot
yang bekerja. Makin tinggi jumlah otot yang dipakai maka makin tinggi pula
intensitas kerja otot.
Cepat atau lambatnya kelelahan oleh
seorang atlet dapat diperkirakan dari kapasitas maksimal oksigen yang
dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan
bahan bakar tubuh kita. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap
aktivitas berat maupun ringan.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1.
Apa yang dimaksud IMT ?
2.
Apa yang dimaksud Komposisi Tubuh ?
3.
Apa yang dimaksud VO2Max?
BAB
2
PEMBAHASAN
MT
merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan indeks
quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam
meter (kg/m2)). Interprestasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin anak
karena anak lelaki dan perempuan memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda. IMT
adalah cara termudah untuk memperkirakan obesitas serta berkolerasi tinggi
dengan massa lemak tubuh, selain itu juga penting untuk mengidentifikasi pasien
obesitas yang mempunyai risiko komplikasi medis (Pudjiadi et al, 2010).
Indeks
massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat menjadi indikator
atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur
lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan bahwa IMT
berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater
weighing dan dual energy x-ray absorbtiometry (Grummer-Strawn LM et al.,2002).
Secara
umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obesitas. Standar baru untuk IMT telah
dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai
sangat kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau
overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal bagi orang
dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9. Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat:
tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40), dan tingkat III (>40) (CDC, 2002).
Indeks Massa Tubuh saya
BB/TB
: 73,7 : (1,75 2) = 24,08
Berarti
indek masa tubuh saya berada di klasifikasi standart
Komposisi Tubuh
Komposisi
tubuh manusia akan berubah seiring dengan pertambahan usianya yang dimulai
sejak embrio sampai dengan dewasa. Kecepatan pertumbuhan tubuh atau
meningkatnya berat badan sangat berpengaruh terhadap proporsi komposisi tubuh
manusia. Berat badan yang meningkat pada lansia secara umumnya dipengaruhi oleh
faktor diet dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi berat badan
adalah gaya hidup. Komposisi tubuh pun akan mengalami perubahan akibat
penurunan atau peningkatan asupan energi, aktivitas fisik, proses menua, atau
perubahan-perubahan patologis yang disebabkan oleh suatu penyakit. Biasanya
jaringan-jaringan yang tidak aktif lagi seperti otot, kelenjar-kelenjar
dalam tubuh seperti timus dan mammae nantinya akan tergantikan oleh
lemak. Setelah seseorang berusia 30 tahun, presentase lemaknya akan meningkat
2% dari berat badan per 10 tahunnya. Perubahan yang signifikan ini tentu
saja akan berpengaruh pada masalah kesehatan lansia seperti penyakit kronis,
sindrom geriatrik (mobility impairment, jatuh, dan fungsi organ-organ
yang menurun).
Pada umumnya
komposisi tubuh manusia terdiri dari 50-60% air, 40% bahan kering. Bahan kering
ini terbagi lagi menjadi mineral 15%, karbohidrat yang kurang dari 5%, dan
lemak 40%. Pada usia 70 tahun, lansia sudah kehilangan 40% lean body
mass atau massa bebas lemak mereka dibandingakn dengan ketika mereka muda.
Individu yang berusia 70 tahun juga mengalami penurunan total air tubuh dan
massa tulang. Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh merupakan salah satu hal
yang harus diwaspadai pada lansia.
Lemak tubuh
ini terdiri dari jaringan adipose, lemak subkutan, dan lemak visceral. Lemak
merupakan jaringan terbesar penyusun komposisi tubuh yaitu sebesar 10% -20%
pada pria dan 20%-30% pada wanita. Sisanya adalah protein dan karbohidrat dalam
otot-otot serta mineral yang membentuk tulang. Lemak tubuh disimpan dalam dua
jenis yaitu untuk lemak esensial dan lemak untuk cadangan. Lemak esensial ini
diperlukan untuk fungsi fisiologis normal seperti yang terdapat pada kelenjar
susu, system saraf pusat, dan pada sumsum tulang belakang. Presentase lemak
tubuh adalah presentase massa lemak tubuh terhadap berat badan. Lemak visceral
adalah lemak di bagian dalam tubuh yang melindungi organ-organ dalam yang vital
dan terdapat pada abdomen. Biasanya batang tubuh yang besar digambarkan dalam
jumlah lemak visceral yang besar pula selain juga berhubungan dengan tinggi
badan. Distribusi lemak lansia biasanya berupa lemak subkutan yang dideposit di
bawah batang tubuh. Jaringan lemak visceral di abdominal meningkat rata-rata 61%
pada pria dan 66% pada wanita berusia 20-39 tahun dibandingakan dengan lansia
di atas 60 tahun.
Tabel
Perbandingan Komposisi Tubuh pada Dewasa Muda dan Lansia
Komponen
|
Usia 20-25
tahun
|
Usia 70-75
tahun
|
Protein
|
19%
|
12%
|
Air
|
61%
|
53%
|
Mineral
|
6%
|
5%
|
Lemak
|
14%
|
30%
|
Tabel
Perubahan Komposisi Tubuh akibat Penuaan
Bagian
Tubuh
|
Perubahan
yang Terjadi
|
Tulang
|
Penurunan
total kalsium tubuh
Penurunan
densitas tulang
Meningkatnya
kekeroposan tulang
|
Otot
|
Menurunnya
total kalium tubuh
Menurunnya
cairan tubuh
Menurunnya
massa otot
Menurunnya
presentase massa tubuh
Menurunnya
kualitas otot
Meningkatnya
volume jaringan ikat
Menurunnya
total nitrogen dan protein tubuh.
|
Lemak
|
Meningkatnya
total lemak tubuh
Meningkatnya
presentase massa tubuh
Meningkatnya
deposit lemak di sentral dan visceral.
|
Komposisi tubuh saya menurut TANITA
Body composition Analyzer
Result
Weight : 73,7 kg
Fat % : 25, 2 %
Fat Mass : 18,6 g
Ffm : 55,1 kg
Muscle Mass :52, 2 kg
Tbw : 35,2ckg
Tbw % : 47,8 %
Bone Mass : 2,9 kg
Bmr
: 6761 kj, 1616 kcal
Metabolic Age : 34
Visceral fat Rating : 8
Bmi : 24,1
VO2Max
VO2Max adalah volume oksigen maksimum yang dapat
digunakan permenit. VO2Max adalah kecepatan pemakaian oksigen dalam metabolisme
aerob maksimum. VO2Max merupakan daya tangkap aerobik maksimal menggambarkan
jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi persatuan waktu oleh seseorang selama
latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan,
ukurannya disebut VO2Max.
Volume O2 Max ini adalah suatu tingkatan kemampuan
tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau mililiter/menit/kg berat
badan. Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah
makanan menjadi ATP yang siap dipakai untuk kerja tiap sel yang paling sedikit
mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istirahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan
membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2.
Kapasitas VO2Max
Dalam olahraga istilah VO2Max tentu bukanlah
asing.VO2 max adalah volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh manusia pada
saat melakukan kegiatan yang intensif. VO2Max ini adalah suatu tingkatan
kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg
berat badan.
Kita perlu ketahui juga faal dari tubuh manusia.
Setiap sel membutuhkan oksigen untuk mengubah energi makanan menjadi ATP
(Adenosine Triphosphate) yang siap pakai untuk kerja tiap sel yang paling
sedikit mengkonsumsi oksigen adalah otot dalam keadaan istrahat. Sel otot yang
berkontraksi membutuhkan banyak ATP. Akibatnya otot yang dipakai dalam latihan
membutuhkan lebih banyak oksigen. Sel otot membutuhkan banyak oksigen dan
menghasilkan CO2. Kebutuhan akan Oksigen dan menghasilkan CO2 dapat diukur
melalui pernafasan kita.
Tingkat Kebugaran dapat diukur dari volume Anda
dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan pada volume dan kapasitas maksimum.
Kelelahan atlet yang dirasakan akan menyebabkan turunnya konsentrasi sehingga
tanpa konsentrasi yang prima terhadap suatu permainan, sudah hampir dipastikan kegagalan
yang akan diterima.
Cepat atau lambatnya kelelahan oleh seorang atlet
dapat diperkirakan dari kapasitas aerobik atlet yang kurang baik. Kapasitas
aerobik menunjukkan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
(VO2Max). Dan seperti kita tahu, oksigen merupakan bahan bakar tubuh kita.
Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun
ringan.
Dan semakin banyak oksigen yang diasup/diserap oleh tubuh menunjukkan semakin baik kinerja
otot dalam bekerja sehingga zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan jumlahnya
akan semakin sedikit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per
menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam
kilogram per menit (ml/kg/min). Tentu, semakin tinggi VO2Max, seorang atlet
yang bersangkutan juga akan memiliki daya tahan dan stamina yang istimewa.
Rumus sederhana untuk mengetahui VO2Maxnya adalah :
Jarak yang ditempuh dalam meter – 504.9) / 44.73. Contoh : atlet melaksanakan
Cooper Test dengan lari selama 12 menit,
jarak yang dicapai (2600 meter – 504.9) dibagi 44.73 = 46.83881 mls/kg/min. Nah
bila anda menghitungnya memakai MS Exel penulisannya adalah =
SUM(2600-504.9)/44.73.
Hasil Vo2max
No
1
|
Nama
Bramanda Oktavio
|
Umur
20
|
Level
6
|
Balikan
3
|
VO2MAX
33.6
|
Ket
Fair
|
L/P
Laki laki
|
BAB
3
PENUTUP
Kesimpulan
Pemenuhan kebutuhan gizi,kalori pada
remaja sangat bermanfaat bagi peningkatan otak ( intelegensi ), bagi tumbuh
kembangnya dan juga sangat menunjang dalam aktivitasnya sehari-hari. Karena dengan
pemenuhan kebutuhan gizi, kalori diharapkan nantinya kebutuhan dan kesehatan
pada manusia bisa meningkat dan tidak mengalami obesitas.
Pada umumnya komposisi tubuh manusia
terdiri dari 50-60% air, 40% bahan kering. Bahan kering ini terbagi lagi menjadi
mineral 15%, karbohidrat yang kurang dari 5%, dan lemak 40%. Pada usia 70 tahun, lansia sudah kehilangan
40% lean body mass atau massa bebas lemak mereka dibandingakn dengan ketika
mereka muda. Individu yang berusia 70 tahun juga mengalami penurunan total air
tubuh dan massa tulang. Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh merupakan salah
satu hal yang harus diwaspadai pada lansia.
Dari pembahasan di atas dapat diketahui
bahwa kondisi VO2Max sangat mempengaruhi tingkat kebugaran setiap orang untuk
dapatmenjalankan aktivitas sehari-hari terutama bagi atlet guna meraih
prestasimaksimal. Latihan teratur dan terprogram harus dilakukan untuk
menjagaVO2max karena dengan berhenti berlatih, kondisi manusia akan menurun
dalam waktu tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyanto,
A. 2014. Pengaruh Circuit Training Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan
VO2Max Dalam Permainan Sepakbola. Lampung: Universitas Lampung ( Diakses: 03
Desember 2015).
Hariyanta
I, Parwata I dan Wahyuni N. 2014. Pengaruh Circuit Training Terhadap Kekuatan
Otot Tungkai Dan VO2Max. Singaraja: E-Jurnal IKOM Pendidikan Ganesha Jurusan
Ilmu Keolahragaan. Vol I.
Noy,
R.S. 2014. Pelatihan Lari sirkuit 2x10 Menit Dan Pelatihan Lari Kontinyu 2x10
Menit Dapat Meningkatkan VO2Max Taekwondoin Putra Kabupaten Manggarai-NTT.
Tesis. Denpasar: Universitas Udayana
Levine,
B.D. 2007. VO2max: What Do We Know, and What Do We Still Need to Know. J.
Physiol.586
Nugroho
Sigit. 2007. Pengaruh Latihan Sirkuit (Circuit Training) Terhadap Daya Tahan
Aerobik (Vo2 Max) Mahasiswa PKO Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri
Yogyakarta . Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Pearce,
E., 1995. Anatomi dan Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama.
Rhonda
M. Jones, 2008; terj. D. Lyrawati, 2009. Circulation. Bethesda: MD USA
Schalm,
1975. Veterinary Hematology, 3th ed. Lea and Febriger Philadelphia.
Siswanto.
2008. Bahan Ajar Fisiologi. Laboratorium Fisiologi Universitas Udayana.
Denpasar.
Sturkie,
P. D. 1976. Blood Physical Characterictic, Formed, Element, Hemoglobin, and
Coagulation. In : Avian Physiology 3th ed. Springerverleg, New York.
Sugiarto,
K. 2002. Kadar Hemoglobin dan Jumlah Sel Darah Merah pada Berbagai Itik Lokal.
Skripsi. Fakultas Peternakan UNSOED, Purwokerto.
Widman,
Frances, K. 1987. Tinjauan Hasil Tes Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta.
No comments:
Post a Comment